Kebaikanseperti benih yang ditanam didalam tanah. Benih yang baik selalu akan menghasilkan tuaian yang baik.Please like, share and subcribe to our channel :
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Berawal dari rasa tanggungjawab sebagai pengurus tabungan dzulhijjah di Majelis taklim yang ada di kampung. Penulis ingin membagikan kisah ini sebagai rasa syukur atas sebuah kebaikan yang diganjar dengan kebaikan sebuah organisasi pasti ada pengurus yang menjadi penanggungjawab organisasi tersebut. minimal ada ketua, bendahara dan sekretaris. Hal ini penting agar dalam proses kegiatan dan berjalanan waktu organisasi bisa transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Berawalnya tabungan ini sebetulnya cukup sederhana, hanya ingin mewadahi dan menjembatani bagi kaum muslimin di daerah tempat tinggal penulis yang ingin menunaikan ibadah kurban namun tidak mempunyai dana yang cukup ketika waktunya tiba. Untuk itu ada inisiatif bersama dengan cara menabung setiap bulan. Sehingga pada hari raya Idul Adha atau tepat di hari raya kurban penabung bisa melaksanakan ibadah sunahnya dengan kerelaan hati dan tidak merasa berat terbentuk pengurus inti, kamipun melaksanakan tugas ini mengalir dengan niat tulus tanpa upah. Hingga ahirnya menetapkan besarnya tabungan untuk dua tahun dan Rp. untu satu sejak tahun 2017 hingga kini sudah berjalan kurang lebih lima tahun. Selama itu pula berjalan lancar tanpa kendala apapun. Setiap penabung menyetorkan tanggungannya sesuai dengan yang kini setiap tahun bisa menunaikan kurban 4 sapi. Artinya ada 4 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 7orang, sehingga jumlah penabung ada 28 orang. Dahulu secara tertib ibu-ibu menabung setiap bulan dan disetor kepada bendahara, namun tahun ini sebagian ada yang menyetor 5 bulan, bahkan ada yang langsung membayar satu tahun. Hal inilah yang menjadikan administrasi kurang mereka menitipkan tabungan kepada saya, kemudian saya setorkan lagi ke bendahara. Menjelang dua minggu pelunasan ada selisih sebesar satu juta. Penabung sebut saja namanya Bu Maya merasa menitipkan uang kepada saya, demikian juga sayapun merasa sudah menyetor ke yang terjadi bendahara tidak merasa menerima setoran dari saya, kamipun tak ingin ada yang dirugikan baik penabung dan bendahara. Ahirnya kami memutuskan bahwa uang yang ketlingsut menjadi tanggungjawab saya, "Maaf Bu, mungkin saya yang ceroboh ", tegasku kepada bendahara agar urusan segera kelar. 1 2 3 4 Lihat Humaniora Selengkapnya
DownloadLagu Penantian Yang Sia Sia - MP3 Tidak Ada di Halaman Ini. Bermacam-macam jumlah nominal uang untuk izin download lagu Penantian Yang Sia Sia -. Ada yang 500 ribu, ada yang 1 juta, ada yang 5 juta, ada yang 8 juta. Apa yang ada di youtube music sebenarnya file audio untuk di aplikasi youtube biasa. Kelebihan utama adalah
“Di antara tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.” HR Tirmidzi PARA ulama menegaskan, kedudukan hadits ini sangat utama, karena ia mejelaskan tentang etika, membangun level kebaikan seorang muslim. Karena itu, Imam an-Nawawi pun memasukan hadits ini di antara hadits-hadits pilihan Arba’in an-Nawawi. Ada beberapa kata yang perlu kita pahami pada hadits tersebut. BACA JUGA Iringilah perbuatan Dosa dengan Amal Kebaikan Pertama, maksud dari kebaikan keislaman atau kebaikan seorang muslim adalah nilai, pahala, indikasi kuat dan lemahnya iman seseorang. Sementara “baik” pada hadits ini bermakna baik dalam pandangan Allah dan Rasul-Nya, dan baik selaras dengan prinsip kebaikan manusia. Ada juga yang menyebutkan “baik” bermakna jika sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya, dan prinsip kebaikan manusia. Sementara “tak bermanfaat”, dapat diartikan sia-sia, tidak ada kebaikan, tidak berguna, tidak bernilai baik untuk kehidupan dunia dan tidak berguna untuk akhirat, atau aktivitas yang bernilai menyia-nyikan waktu. Makna tersirat di balik hadits ini, bahwa sejatinya sifat utama seorang muslim adalah selalu sibuk dengan hal yang mulia dan bermanfaat, menjauhi segala yang hina, sia-sia, tak berguna. Demikian pula, merawat diri dalam keislaman yang sejati di antaranya dengan meninggalkan segala yang tidak bermanfaat dunia dan akhirat. Karena itu, sibuk atau melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat merupakan di antara tanda lemah iman atau kriteria kurang baiknya keislaman seseorang. Kedua, kita juga dapat memahami dari hadits tersebut, bahwa kebaikan Islam seseorang bertingkat-tingkat, ada level tinggi, menengah dan rendah. Tidak sama nilai keislaman Nabi, sahabat, tabi’in dengan generasi selanjutnya. Sama halnya, tidak sama keislaman yang selalu aktif dengan kegiatan sia-sia, tak berguna untuk dunia dan akhirat, dengan keislaman mereka yang menyibukan diri dengan amal shaleh, yang berprinsip “al-wajibatu aktsam min al-awqat”, kewajiban sebagai seorang muslim lebih banyak dari waktu yang tersedia.” Namun pemahaman hadits ini jangan sampai dibawa pada kesimpulan Islam adalah agama “yang menegangkan”, agama yang kaku, anti hiburan, santai dan relaksasi. Pasalnya, sejatinya hiburan diperbolehkan dalam Islam. Mengingat, Islam hadir sebagai agama realistis, tidak tenggelam dalam dunia khayal dan lamunan. Tetapi Islam berjalan bersama manusia di atas dunia realita dan alam kenyataan. Dalam arti, Islam tidak memperlakukan manusia, para pengikutnya sebagai Malaikat. Tetapi Islam memperlakukan manusia sebagai manusia yang suka makan, minum, bersantai, bercanda, berjalan-jalan, dan hiburan. Islam tidak mengharuskan manusia supaya dalam seluruh percakapannya itu berupa zikir, diamnya itu berarti berfikir, seluruh pendengarannya hanya kepada al-Quran dan seluruh waktu senggangnya harus di masjid. Tapi, Islam mengakui fitrah dan insting manusia sebagai makhluk yang dicipta Allah, yang dijadikan sebagai makhluk yang suka bergembira, bersenang-senang, ketawa dan bermain-main, sebagaimana mereka dicipta suka makan dan minum. BACA JUGA Kebaikan dan Dosa dalam Diri Manusia Benar, meningkatnya dunia dan akhirat, kesungguhan yang membulat dan ketekunan beribadah haruslah menjadi kebiasaan. Namun, marilah kita dengarkan kisah seorang sahabat yang mulia, namanya Handzalah al-Asidi, dia termasuk salah seorang penulis wahyu untuk Nabi saw. Ia mengeluhkan kondisi keislamannya yang meningkat saat bersama Nabi, berada di majelis pengajian, tapi begitu pulang ke rumah, berkumpul bersama istri dan anak-anaknya gelora semangat itu pun menurun. Mendengar keluhan sahabatnya ini, Rasulullah saw pun bersabda, “Demi Zat yang diriku berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya jika engkau disiplin terhadap apa yang pernah engkau dengar ketika bersama aku dan juga tekun dalam zikir, niscaya Malaikat akan bersamamu di tempat tidurmu dan di jalan-jalanmu. Tetapi hai Handzalah, saa’atan, saa’atan’ perlahan-lahan, dan berguraulah sewajarnya. Diulanginya ucapan itu sampai tiga kali.” HR. Muslim. []
Menurutpara ahli diet menjadi sia-sia jika metabolisme tubuh tidak lancar. Maka itu sebaiknya ketahui dulu fakta metabolisme agar diet makin lancar. Dikutip dari Howstuffworks, Sabtu (23/10/2010) ada beberapa hal mengenai metabolisme yang sebaiknya diketahui sebelum melakukan diet, yaitu: 1. Metabolisme tidak bisa diubah, tapi bisa dipengaruhi. AMAL kebaikan tentu suatu hal yang membawa keberkahan untuk kita. Tentu amalam yang telah dikerjakan tersebut akan memberikan manfaat bagi diri kita. Hanya saja, ada orang yang melakukan amalan baik, tapi tidak memberikan manfaat bagi dirinya. Siapakah mereka? Sayyidina Aisyah RA istri Rasulullah SAW bertanya, “Ya Rasulullah, Ibnu Jid’aan pada zaman Jahiliyah sebelum Islam terkenal sebagai orang baik, selalu bersilaturahmi, menolong orang-orang miskin. Apakah amalannya bermanfaat baginya?” Rasulullah SAW bersabda, “Tidak! Tidak bermanfaat baginya, karena dia belum pernah satu kali pun mengucap, “Ya Rabbi ampunilah kesalahan-kesalahanku pada hari pembalasan kiamat,” HR. Muslim. Dalam hadis tersebut dikatakan bahwa orang-orang yang tidak beriman, amal kebaikannya tidak akan memberikan manfaat baginya. Amalan yang mereka kerjakan sia-sia. Oleh sebab itu, jika amal kebaikan kita ingin memberikan manfaat bagi diri kita, maka pertahankanlah keimanan kita. Jangan sampai iman kita luntur akibat perbuatan kita yang memperbudak pada syetan dan hawa nafsu. [] Sumber Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit Gema Insani Sekalipunyang kamu rasakan adalah sakit hati, kecewa dan kehilangan. Tidak ada yang sia-sia karena semua itu atas kehendak tuhan. Tugasmu hanya berdoa dan berusaha bukan menolak pemberian tuhan, berbentuk apa pun itu. Tuhan Memiliki Alasan Kenapa Kamu Dipertemaukan Dengannya, Sekalipun Kamu Tidak Menyadari Akan Hal Itu
Bacaan Setahun Yeh. 42-44 Why. 20 TIDAK ADA YANG SIA-SIA “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” 1 Korintus 1558 Salah satu kata paling melemahkan dalam kehidupan yang akan menghentikan setiap langkah, melemahkan semua motivasi untuk berjuang, dan hasrat untuk melakukan semua hal yang baik adalah kata “sia-sia”. Kata sia-sia ini mewakili kata tentang percuma, tidak ada gunanya. Mungkin kita kerap mendengar seseorang berkata, sia-sia berdoa, sia-sia bekerja keras, sia-sia jadi orang baik, sia-sia hidup sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, sia-sia melayani Tuhan. Firman Tuhan memberi sebuah nasihat yang sangat penting untuk kita, dan nasihat itu sangat relevan dengan kondisi-kondisi kita hari ini saat hadapi hidup yang penuh tantangan dan perjuangan yaitu dengan berdiri teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu. Tiga nasihat ini menggambarkan sebuah kualitas tentang menjadi pribadi yang kuat. Harapan untuk menjadi pribadi kuat ini ternyata didasarkan pada sebuah keyakinan bahwa apapun yang kita perjuangkan/harapkan tidak pernah sia-sia. Atau jika statement ini dimaknai secara terbalik, apakah yang kerap membuat kita putus asa, goyah, dan menjadi apatis atau skeptis? Yaitu ketika kita menganggap apa yang kita lakukan adalah sia-sia. Mengapa orang bisa menganggap apa yang dikerjakannya sia-sia ? Hal itu bisa terjadi karena kita tidak memahami akan bagaimana Allah menyatakan kasihNya kepada kita. Roma 828 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Kita kerap terlalu dini menyimpulkan bahwa kegagalan, ketidakberhasilan, peristiwa negatif adalah kesia-siaan. Sadarkah kita bahwa Allah ternyata memberi garansi, bahwa dalam segala keadaan hanya rencana kebaikanNya yang akan terjadi, DIA dapat memakai keadaan “negatif” sekalipun bagi kebaikan kita yang dipilih dan dikasihiNya. Berbagai peristiwa dari cerita para tokoh-tokoh di Alkitab dituliskan secara terbuka yang menyatakan bukan hanya peristiwa kebaikan, atau keberhasilan tetapi juga mengenai kegagalan, kekecewaan, pengkhianatan manusia kepada Tuhan dan panggilanNya. Berhentikah rencana Allah? Sia-siakah hidup mereka? Kita tahu bahwa panggilan dan rencana Allah bagi mereka tidak pernah gagal, demikian juga dengan hidup kita. Ketika Yesus menyatakan rencana kematian-Nya di kayu salib, murid-murid-Nya pun tidak paham, dan berusaha mencegah, karena menganggap bahwa kematian itu adalah tanda kesiasiaan. Tetapi saat ini kita melihat bahwa peristiwa Salib justru menjadi peristiwa kemenangan Kristus atas dosa, dan karena itu juga memberi kita kuasa untuk menang atas dosa. Anda mengerti? HA Questions 1. Pernahkah Anda mengalami kesia-siaan di dalam hidup Anda, dalam hal apa? 2. Percayakah Anda bahwa Tuhan turut bekerja dalam setiap keadaan yang Anda alami saat ini? Saksikan. Values Allah memberi garansi, bahwa dalam segala keadaan hanya rencana kebaikanNya yang akan terjadi bagi yang mengasihi-Nya. Kingdom Quote Karya salib bukanlah kesia-kesiaan tetapi justru tanda kemenangan Tuhan bagi kita.
Sedangkanmenyia-nyiakan waktu ialah dengan memanjangkan angan-angan.". Berikut kutipan 10 nasihat Ibnu Qayyim, yang bisa menjadi bahan renungan kita, yakni: 1. Ilmu yang tidak diamalkan. Artinya tidak menjadi manfaat bagi dirinya sendiri dan orang banyak. 2. Amalan yang tidak ikhlas dan tidak ada contohnya dari Rasulullah Shallallahu alaihi
Pertanyaan Jawaban Yesaya 5510–11 mengajar, “Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” Ayat 11 menjelaskan apa yang dimaksud dengan “tidak kembali akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia” dengan mengajar bahwa “ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” Hujan dan salju adalah siklus perjalanan air. Hujan datang ke atas bumi, diserap ke dalam bumi, dan membantu pertumbuhan tanaman, yang kemudian dimakan manusia, dan memberi kehidupan. Hujan dan salju datang dari langit dan tidak kembali ke atas tanpa menuntaskan tujuannya. Allah membandingkan Firman-Nya dengan hujan dan salju karena, seperti hujan, Firman Allah selalu memenuhi tujuan baik-Nya. Ketika Allah menyampaikan bahwa Firman-Nya tidak akan kembali pada Diri-Nya dengan sia-sia, kita dapat memastikan bahwa Ia memiliki tujuan bagi Firman-Nya. Firman Allah berasal dari atas. Ia “menafaskan” Firman-Nya pada kita, yang kemudian direkam di dalam Alkitab 2 Timotius 316. Setiap firman yang Ia berikan pada manusia bertujuan khusus dan ada sebabnya. Sama seperti hujan dan salju, firman Allah menghasilkan kehidupan Yohanes 663 dan menghasilkan buah yang baik dalam kehidupan kita. Melalui Firman-Nya, kita tahu bahwa Allah mengasihi kita dan bahwa Yesus mati guna membebaskan kita dari dosa dan kematian; kita juga belajar cara hidup sesuai dengan kebenaran tersebut. Ketika Allah mengajar bahwa Firman-Nya tidak akan kembali secara sia-sia, pengetahuan itu menyemangati kita untuk hidup dalam Firman-Nya, menerapkannya ke dalam kehidupan kita, menyerapnya bagaikan tanah yang menyerap hujan dan salju. Kebenaran itu tidak akan kembali dengan sia-sia jika hati kita diubahkan. Firman Allah menegur dan memperbaiki kesalahan kita, dan melatih kita untuk hidup saleh 2 Timotius 316-17. Firman-Nya adalah pelita yang menerangi di dalam dunia yang gelap ini Mazmur 119105. Firman-Nya berlaku bagi setiap masalah yang menerpa. Firman Allah selalu menghasilkan apa yang dituju, baik dalam ajaran, perbaikan, pelatihan, mengarahkan kita pada-Nya, mengungkapkan dosa kita, atau menghasilkan kebaikan lainnya. Ketika Allah mengajar bahwa Firman-Nya tidak akan kembali dengan sia-sia, kita mengerti bahwa Allah itu berdaulat. Janji-Nya ialah bahwa Firman-Nya akan mencapai apa yang Ia kehendaki, bukan apa yang kita inginkan. Kita dapat membagikan Firman dengan tujuan mengubah opini orang lain – dan mungkin saja opini orang itu tidak berubah. Apakah Firman Allah menjadi sia-sia? Tidak, namun tujuan kita mungkin berbeda dengan tujuan Allah. Seperti angin yang “bertiup ke mana ia mau,” Roh Kudus juga bertindak dalam cara yang tak tampak Yohanes 38. Dan Allah dapat menggunakan Firman-Nya dengan cara yang mengejutkan, pada waktu yang tak disangka, di dalam orang yang tak disangka. Sama seperti seorang meteorology tak dapat memastikan turunnya hujan atau salju, kita tidak mungkin menebak bagaimana Allah hendak menggunakan Firman-Nya. Firman Allah tidak akan kembali dengan sia-sia. Firman Allah terlalu kuat. Ketika Allah berfirman, “Jadilah terang,” maka hasilnya adalah “terang itu jadi” Kejadian 13. Ketika Yesus berkata, “Diam! Tenanglah!” maka angin itu reda dan danau itu menjadi teduh Markus 439. Firman Allah selalu berhasil; Allah selalu berhasil, dan mereka yang menerima Firman akan menjadi pemenang pula 1 Yohanes 54. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah artinya bahwa Firman Allah tidak akan kembali dengan sia-sia?
Apalagitransfer of value sebagai usaha pembentukan akhlak mulia hanya akan menjadi angan-angan belaka saat tidak ada sentuhan langsung dari tangan dan hati seorang pendidik untuk peserta didiknya. Beberapa kebijakan yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan dalam mempersiapkan pembelajaran dengan tatap muka tampaknya menjadi hal yang sia-sia. Kebaikan Tidak Sia-sia Pernahkah kita mengalami keadaan di mana semua kebaikan yang kita lakukan dan semua pengorbanan yang kita berikan pada orang lain tidak dihargai dan seolah-olah tidak ada gunanya? Semuanya terlihat sia-sia. Terkadang kita menabur kebaikan namun mendapat kejahatan sebagai balasannya, kita mencintai namun disakiti, atau kita memberi dan menolong orang lain namun mendapat kerugian sebagai balasannya. Benarkah kebaikan yang kita berikan akan menjadi sia-sia? Apakah kebaikan yang kita lakukan tidak berguna? Saat kita membagikan dan melakukan hal-hal baik pada orang lain, sesungguhnya kita sedang memupuk hal-hal baik untuk hidup kita sendiri. Semua itu adalah benih yang harus kita tabur dengan giat agar kelak semakin banyak menghasilkan. Apa yang kita tabur saat ini, akan kita tunai kelak dengan sukacita. Dan Tuhan menyiapkan bonus yang berlipat-lipat untuk kita jika kita tetap setia sampai akhir. Berilah maka kamu akan diberi. Kebaikan akan berbalas kebaikan, cepat atau lambat kita akan menuai apa yang sudah kita tabur. Kebaikan yang kita lakukan tidak akan sia-sia, semua akan diperhitungkan Tuhan, sekecil apapun itu. Jangan lelah melakukan pekerjaan Allah, jangan lelah bekerja di ladang Tuhan dan berlomba-lombalah dalam melakukan kebaikan. Percayalah, semua hal yang kita lakukan dengan niat baik akan mendatangkan dampak yang baik dan balasan yang baik pula. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. 1 Korintus 1558 Artikel Lainnya Post navigation Sebabtidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar - tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati -. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Berikut ini gambar ayat Roma 5:7-8 untuk anda,
Dalam Islam, ada sunatullah bahwa dari suatu kebaikan akan lahir kebaikan yang lain. Aku ingat, aku pernah membaca buku Tadzkiratul Auliya’. Dalam buku itu, terdapat kisah seorang penyembah api berumur 90 tahun. Dalam keadaan hujan terus-menerus, dia menaruh biji-bijian di dekat gudang gandum untuk burung-burung. Ada seorang wali Allah berkata dari dekat, “Wahai laki-laki tua, apa yang kamu lakukan?” Dia menjawab, “Saudaraku, ada hujan terus-menerus dalam enam atau tujuh hari. Saya menaruh biji-bijian untuk burung-burung.” Wali Allah itu berkata, “Kamu melakukan perbuatan sia-sia. Kamu orang kafir. Kamu tidak akan mendapatkan ganjaran.” Laki-laki tua itu menjawab, “Saya pasti akan mendapatkan ganjarannya.” Selanjutnya wali Allah itu mengatakan bahwa ketika beliau pergi menunaikan ibadah haji, dari kejauhan melihat laki-laki tua itu sedang melaksanakan tawaf. Beliau terkejut dan heran melihatnya. Ketika beliau terus melangkah maju, maka laki-laki tua itu mendahului bertanya bahwa apakah kebaikannya memberikan biji-bijian untuk burung-burung itu sia-sia atau ada ganjarannya. Mari kita renungkan. Allah Ta’ala tidak mempertiadakan atau menghapuskan pahala untuk kebaikan orang kafir sekalipun. Lalu apakah mungkin, pahala untuk kebaikan orang Islam akan ditiadakan? Aku ingat pengalaman seorang sahabat Nabi. Dia bertanya kepada Rasulullah Muhammad saw., “Wahai Rasulullah, pada masa saya masih menjadi kafir, saya banyak memberikan sedekah. Apakah saya akan memperoleh pahalanya?” Rasulullah Muhammad saw. menjawab, “Sedekah itulah yang menyebabkan kamu menjadi orang Islam.” Kebaikan adalah batu loncatan, untuk naik menuju Islam dan Allah. Tetapi ingatlah, apakah kebaikan itu? Setan mencegat manusia di setiap jalan, dan menyesatkannya dari jalan kebenaran. Misalnya, pada malam hari, seseorang banyak memasak makanan untuk keluarganya. Pada pagi harinya masih ada sisanya yang sudah basi. Tepat pada waktu orang-orang dalam keluarga itu akan makan, di hadapan mereka telah tersaji bayak makanan yang baik dan enak. Belum sampai mereka mulai makan, tiba-tiba dari depan pintu terdengar suara pengemis yang meminta makanan. Salah seorang dari mereka mengatakan, “Berikan makanan yang basi itu pada pengemis.” Apakah itu kebaikan? Allah Ta’ala berfirman ?????????????? ?????????? ????? ??????? ??????????? ??? ????????? ??? ????????? “Dan mereka memberi makanan, karena cintanya kepada-Nya, kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan.” Al Insan, 768. Ketahuilah, makanan itu maksudnya makanan yang disukai, bukan makanan yang basi. Pendeknya, bila di meja makan tersedia makanan yang masih baru, hangat, dan lezat, hendaklah diambilkan dari itu untuk pengemis. Inilah kebaikan. Orang tidak bisa mengklaim telah melakukan kebaikan dengan memberikan barang yang rusak dan tak berguna. Allah berfirman ???? ?????????? ???????? ?????? ??????????? ?????? ??????????? “Kamu sekali-kali tidak dapat mencapai kebaikan ketulusan, kecuali jika kamu membelanjakan apa yang kamu cintai.” Ali Imran, 392. Bagaimana mungkin orang bisa sukses, jika tidak mau menanggung kesulitan dan tidak mau mengikhtiarkan kebaikan sejati? Apakah para sahabat nabi mencapai derajat yang mulia dengan cara gratis? Begitu besar biaya dan masalah yang harus ditanggung seseorang, hanya untuk memperoleh gelar duniawi. Lalu, apakah gelar Radhiyallaahu anhum semoga Allah meridhai mereka, yang menyenangkan dan menenangkan hati, dan sebagai tanda keridhaan Allah itu, diperoleh dengan mudah? Keridhaan Allah yang melahirkan kebahagiaan sejati tidak bisa dicapai, selama orang tidak menanggung kesulitan sementara. Allah tidak bisa dibohongi. Selamat untuk orang yang tidak menghiraukan kesulitan untuk memperoleh ridha Ilahi. Sebab, orang beriman akan menemukan cahaya kebahagiaan abadi setelah bisa mengatasi kesulitan sementara itu. Sentuhan Rohani oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Disarikan dari Manzur Ilahi/Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 2, hlm. 66-67. Navigasi pos
1Rt6.
  • 0tcf0dyvyk.pages.dev/213
  • 0tcf0dyvyk.pages.dev/234
  • 0tcf0dyvyk.pages.dev/395
  • 0tcf0dyvyk.pages.dev/299
  • 0tcf0dyvyk.pages.dev/399
  • 0tcf0dyvyk.pages.dev/103
  • 0tcf0dyvyk.pages.dev/207
  • 0tcf0dyvyk.pages.dev/365
  • 0tcf0dyvyk.pages.dev/202
  • tidak ada kebaikan yang sia sia